7. Berapa kira-kira tegangan listrik pembuka arrester dan kecepatan respon waktunya? |
|||||||||||||
Tegangan listrik pembuka pada arrester untuk catu daya, adalah tegangan listrik dimana komponen pelindung petir yang digunakan di dalam arrester itu mulai bereaksi, dibandingkan tegangan rangkaian kira-kira 2-3 kalinya. Oleh karena itu, dalam kondisi pemakaian biasa, arrester ini berada dalam kondisi sebagai isolator. Respon waktu dari arrester tergantung dari karakteristik komponen pelindung petir yang digunakan di dalam arrester. Respon dari kopmponen yang umum digunakan di dalam arrester, bisa dilihat di tabel berikut. Pada umumnya komponen semi-konduktor memiliki waktu respon yang lebih cepat, sedangkan model gap biasanya lebih perlu waktu.Pada arrester untuk catu daya, biasanya digunakan baristor ZnO, ini termasuk yang waktu-respon nya cukup cepat. Sedangkan arrester untuk rangkaian sinyal, karena peralatan yang harus dilindungi terkadang memiliki waktu respon yang sangat cepat, untuk mengimbangi hal itu, digunakan komponen semikonduktor model Zener dioda, selain untuk melindungi juga memiliki peran untuk membuang sebagian besar listrik terutama pada komponen tabung yang memiliki kecepatan gerak sedikit lambat.
● 1 [μ=mikro detik] = 10-6[detik] = 0.000001 [detik] |
8. Dari karakteristik sebuah arrester tertulis discharge arus listrik nya [8/20μ] [10/350μ], apakah itu artinya? |
|
Jawab: Discharge arus listrik dari arrester, arus yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat digategorikan sebagai arus impulse, bentuk gelombang nya bisa distandarkan. Bentuk gelombang arus impulse, ditentukan oleh waktu mulai terjadi (T1: panjang kepala gelombang) dan waktu hingga tercapainya 50% (T2: panjang ekor gelombang) dari ketinggian gelombang (Ip), Bentuk gelombang seperti itu di ekspresikan (diungkapkan) dengan istilah T1/T2 μ. (Lihat gambar) Arus listrik impulse akibat imbas terhadap petir distandardkan 8/20μ, arus listrik impulse akibat dari serangan petir secara langsung distandardkan 10/350μ. |
![]() |
9. Untuk wilayah Eropa, bahwa penanganan petir menjadi sesuatu yang diwajibkan, tolong jelaskan hal ini lebih detail. |
|
Jawab: Menurut ketentuan standrad internasional IEC (disilayah Eropa itu dijadikan standard dalam negeri), terhadap peralatan elektronik yang digunakan untuk tegangan listrik rendah (peralatan di bawah AC 1000V, DC 1500V), perlindungan dari listrik petir maupun tegangan listrik karena on/off switch menjadi sebuah keharusan, terutama untuk daerah yang jumlah hari terjadinya petir ∙hujan (IKL) dalam satu tahunnnya lebih dari 25 hari, penarikan kabel diruang udara bebas harus disertai perlindungan terhadap tegangan tinggi karena petir. Lebih lagi, apabila diminta untuk tingkat realibility nya tinggi, serta diduga memiliki resiko yang tinggi, maka sekalipun tidak berada pada kondisi di atas pun, maka penanganan anti petir ini juga dilakukan. Sehingga, untuk wilayah Eropa pelaksanaan penanganan petir ini menjadi sesuatu yang diwajibkan walaupun dengan persyaratan tertentu, dalam masyarakat dengan tingkat informasi yang tinggi, maka resiko terhadap gangguan petir dalam elektronisasi peralatan, maupun networking, cukup tinggi, sehingga realisasi penanganan terhadap gangguan petir ini semakin banyak dilakukan. (Di Jepang, dewasa ini standarisasi penanganan petir pada peralatan bertegangan listrik rendah sedang dilakukan dengan mengadopsi standarisasi IEC untuk dijadikan JIS standard). |
![]() ![]() |
10. Sebagai peralatan penangkal listrik petir ada yang namanya " Trafo anti petir ", hal ini apa bedanya dengan "Arrester"? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Jawab: Arrester akan menyerap listrik dari petir, menekan tegangan listrik, menjaga kesetaraan beda potensial (Equipotensial). Karena untuk kabel jaringan listrik maupun jaringan kabel sinyal tidak bisa dihubungkan langsung ke elektroda grounding, sehingga disambungkan melewati arrester. Ketika ada listrik dari petri, maka kondisi arrester ini akan terhubung, mencegah kenaikan beda potensial, dan mempertahankan kondisi kesetaraan beda potensial. Berbeda dengan itu, Trafo anti petir ini adalah ketika ada listrik petir yang masuk, sisi sekunder dari trafo akan terkondisi terisolasi penuh, sehingga tegangan listrik dari petir tidak bisa berpindah ke sisi sekunder. (Kalau trafo isolator biasa, tegangan listrik dari petir masih akan berpindah ke sisi sekunder). Sebagai akibatnya, peralatan yang terhubung pada sisi sekunder trafo, akan terjaga dari pengaruh listrik dari petir. Trafo anti petir ini, bila dibandingkan arrester, secara sizenya lebih besar, dan harganya juga lebih mahal. Selain itu, terkait dengan penggunaan trafo anti petir, maka perlu dilakukan pembuatan jalur grounding yang terpisah antara sisi primer dan sisi sekunder trafo.
|
11. Saya menggunakan NTT-ISDN, tetapi ada petir yang jatuh di sekitar, saya sangat kerepotan, karena DSU mengalami kerusakan dan telphonenya tidak bisa dipakai untuk beberapa hari. Bagaimana sebaiknya penanganan terhadap hal ini? |
|
Jawab: Disarankan untuk memasang Surge Protector (SPR-TB-PT2-A1) model gabungan untuk catu daya dan transmisi, di depan DSU. Model ini, dengan satu buah alat saja bisa untuk melindungi listri dari petir yang lewat catu daya, maupun yang lewat rangkaian transmisi. Lebih lagi, untuk perlindungannya tidak diperlukan pemasangan grounding. Secara kongkritnya, dalam melindungi peralatan, apabila ada yang listrik petir yang masuk lewat jalur catu daya, akan dialirkan ke kabel transmisi, apabila masuk lewat jalur transmisi akan di alirkan ke jalur catu daya. Model ini, tidak hanya untuk melindungi DSu saja, tetapi bisa digunakan juga untuk melindungi pesawat telephone digital, Personal Computer, Fax dari listrik yang disebabkan oleh petir. (Tambahan) Seandainya tidak dilakukan upaya apapun, saat ada petir yang jatuh di dekatnya, disarankan untuk mematikan MCB (Power supply circuir breaker) atau mencabut kabel peralatan dari colokan listrik. (Biasanya, pada bagian masuk dari rangkaian transmisi sudah dipasangi peralatan penangkal petir, tetapi tetap disarankan sebaiknya untuk mencabut kabelnya juga.) Pemasangan Surge protector pada telephone ISDN Cara perlindungan surge protector untuk catu daya maupun jarigan transmisi Perlindungan terhadsap peralatan yang terhubung kepada kabel catu daya AC, maupun kabel transmisi, dari listrik yang diakibatkan petir |
12. Pada brosur anda, seperti Gb-3, dan 4, antara penggabungan grounding arrester, dan pemasangan grounding yang terpisah-pisah, terdapat perbedaan tegangan yang mengenai Inverter yaitu 1000V dan 11 kV, tolong dijelaskan lebih kongkrit. |
|
Jawab:(1) Apabila grounding arrester dan inverter (peralatan yang dilindungi) dijadikan satu.
Listrik petir yang masuk (11kV), dengan adanya penurunan impedansi pada bagian arrester (Ketika ada tegangan yang berlebihan masuk, maka impedansi akan menurun), arus listrik dari petir (100A) akan mengalir melewati bagian arrester, beda potensial antara ke-dua elektroda arrester terbatasi pada 1000V. Besarnya arus listri petir (100A), ditentukan oleh besaran impedansi dari arrester, dan besaran hambatan grounding, sebagai akibatnya, tegangan batas (1000V) di arrester juga terbatasi. Grounding dari peralatan (inverter), karena dijadikan satu dengan grounding arrester, pada inverter hanyalah terbebani 1000V, tidak terjadi kerusakan permanen, terlindungi dari beda potensial yang terlalu tinggi. Sedangkan, pada bagian elektroda yang terhubung, terhadap tegangan listrik petir 11kV, dikarenakan antara kaki elektroda arrester adalah 1000V, maka tersisa 1okV beda potensial. Tetapi beda potensial listrik ini hanya terjadi pada waktu yang sangat singkat (kira-kira 20 μ), tidak membahayakan tubuh manusia. (2) Apabila grounding arrester dan inverter (peralatan yang dilindungi) dipasang terpisah sendiri-sendiri. Dalam kondisi ini, arrester akan sama dengan sebelumnya, beda potensial antar kaki elektrodanya 1000V, beda potensial dengan bagian grounding menjadi 10kV. Sedangkan, pada kabel peralatan (inverter), sama dengan arrester, bahwa ada listrik petir yang masuk sebesar 11kV (beda potensial terhadap grounding). Beda potensial ini (11kV), akan berpengaruh pada rangkaian seri antara bagian isolator (nilai hambatan: sekitar 5M) dari peralatan (inverter) dan hambatan grounding (100). Beda potensial yang telah berpengaruh pada masing-masing bagian, akan terpecah sesuai dengan besaran nilai hambatan, pada bagian isolator dari peralatan akan menanggung sebagain besar arus listrik petir (11kV), pada elektroda grounding hanya terkena 0.2V saja. Sehingga, apabila pemasangan arrester dilakukan terpisah, maka efektifitas pemasangan arrester menjadi hilang (pemasangan arrester akan kehilangan makna) Pemasangan Surge protector pada telephone ISDN Cara perlindungan surge protector untuk catu daya maupun jarigan transmisi |